Monday, May 14, 2012

Sumber Ilmu dan Keutamaannya

Dalam tulisan sederhana ini ijinkan saya menjelaskan sedikit dari mana sumber ilmu tersebut dan keutamaan ilmu dalam Islam. Secara singkat bisa dipaparkan dengan gamblang melalui pembahasan dua hal tersebut di bawah ini:

1. Sumber Ilmu

Ketika kita membahas masalah ilmu dalam pandangan Islam, terasa belum sempurna kalau belum menyinggung dari mana asal atau sumber ilmu tersebut. Persoalan ini dianggap penting untuk dikemukakan karena Islam memiliki pandangan tersendiri mengenai dari mana ilmu itu bersumber.

Di bawah ini ada beberapa pendapat yang bisa dijadikan acuan terkait dengan sumber ilmu dalam perspektif Islam, yaitu sebagai berikut:

a. Pendapat Afzalur Rahman dalam bukunya Qur'anic Science: "Bahwa al Qur'an merupakan sumber ilmu pengetahuan, yang telah memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan kebudayaan umat manusia". Pengaruhnya itu antara lain ialah penemuan-penemuan ilmiah dan pertumbuhan ilmu pengetahuan yang sangat pesat di dunia Islam abad ke-7 sampai dengan abad ke-14 M. Demikian pula lahirnya abad kebangkitan di benua Eropa yang memperkenalkan bangsa Eropa pada unsur-unsur pokok dalam kehidupan dan kebudayaan (yaitu pengetahuan, penelitian, penalaran, dan kebebasan) sehingga memungkinkan kterciptanya penemuan-penemuan modern dalam ilmu pengetahuan.

b. Pendapat Imam Al Ghazali dalam bukunya Ihya 'Ulum al-Din: "Jika seseorang ingin memiliki pengetahuan masa lampau dan pengetahuan modern, selayaknya dia merenungkan al Qur'an," selanjutnya al Ghazali menambahkan:"Seluruh ilmu tercakupdi  dalam karya-karya dan sifat-sifat Allah, dan al Qur'an adalah penjelasan esensi sifat-sifat dan perbuatan-Nya". Di sinilah adanya indikasi pertemuan antara al Qur'an dengan ilmu-ilmu yang ada.

c. Dalam bukunya Jawahir al Qur'an ( Mutiara-mutiara al Qur'an), yang ditulis setelah Ihya, lebih jauh al Ghazali mengatakan pada bab "Munculnya ilmu-ilmu klasik dan modern dari al Qur'an" sebagai berikut: " Prinsip ilmu-ilmu ini, yang telah kami jelaskan dan yang belum kami klarifikasikan, bukanlah di luar al Qur'an, karena seluruh ilmu ini diraih dari salah satu lautan pengetahuan-Nya, yaitu lautan karya-Nya".

d. Pendapat al Suyuthi (wafat 911 H/1505 M) dalam bukunya al Itqan fi 'Ulum al Qur'an: yang memiliki pandangan yang sama, bahwa al Qur'an mencakup seluruh ilmu-ilmu. Lebih lanjut al Suyuthi mengatakan: "Kitab Allah itu mengandung segala sesuatu. Tidak ada bagian atau problem dasar suatu ilmu pun yang tidak ditunjukkan dalam al Qur'an, seseorang dapat menemukan aspek-aspek menakjubkan pada ciptaan-ciptaan dimensi spiritual langit dan bumi, apa yang ada dalam bagian-bagian teragung pada cakrawala, dan yang ada di bawah lumpur, awal mula penciptaan".

2. Keutamaan Ilmu

Hemat saya, Islam dan al Qur'an sebagai kitabnya sangat tinggi menghargai ilmu pengetahuan, mendorong untuk mencarinya, dan memuji orang-orang yang menguasainya, termasuk di dalamnya menjelaskan tentang ilmu dan pengaruhnya di dunia dan akhirat kelak. Ini menunjukkan keutamaan ilmu dibandingkan dengan kebodohan (kegelapan).

Imam al Ghazali dalam bukunya Ihya 'Ulum al Din, pada bab tentang ilmu mencoba memberikan komentar terhadap sebuah ayat dalam al Qur'an yang berkaitan dengan keutamaan ilmu dan orang yang berilmu, yang bersaksi di hadapan Allah. KAta al Ghazali:" MAka lihatlah bagaimana Allah SWT memulai dengan diri-Nya, keduanya dengan malaikat dan ketiganya orang-orang ahli ilmu. Dengan ini cukuplah bagimu untuk mengetahui kemuliaan, keutamaan, kejelasan dan kelebihan ilmu serta orang-orang ahli ilmu".

Ibnu Abbas ra. berkata:" Para ulama memperoleh beberapa derajat di atas kaum mukminin dengan tujuh ratus derajat, yang mana antara dua derajat itu ditempuh dalam perjalanan lima ratus tahun lamanya".

Di bawah ini beberapa alasan yang menunjukkan keutamaan ilmu dan orang yang berilmu dari Ibnu Qayyim al Jauziyyah sebagai berikut:
Pertama, Mereka yang diminta Allah Ta'ala untuk bersaksi terhadap keesaan-Nya adalah orang-orang yang berilmu, dan bukan kelompok manusia yang lain.

Kedua, Allah mengkonjugasi (menggabungkan) kesaksian orang-orang yang berilmu dengan kesaksian-Nya.

Ketiga, Allah mengkonjugasi (menggabungkan) kesaksian orang-orang yang berilmu dengan kesaksian orang-orang yang berilmu dengan kesaksian malaikat-malaikat-Nya.

Keempat, Allah mensifati mereka sebagai orang-orang yang berilmu. Ini menunjukkan bahwa ilmu itu diperuntukkan bagi mereka dan mereka adalah pemilik ilmu dan sahabat-sahabat ilmu.

Kelima, Allah SWT meminta diri-Nya "Saksi teragung" bersaksi kemudian meminta makhluk-makhluk-Nya yang terbaik untuk bersaksi, yaitu para malaikat dan orang-orang yang berilmu di antara hamba-hamba-Nya. (mnwr)






No comments:

Post a Comment